Menurut para sepuh pantai selatan Cianjur, istilah “nyalawéna” berasal dari kata “salawé” yang berarti “dua puluh lima”. Istilah ini digunakan untuk menandai sebuah peristiwa alam yang terjadi setiap akhir tahun pada tanggal 25 Desember dan seterusnya di sepanjang pantai selatan Cianjur. Peristiwa alam ini adalah kedatangan gerombolan ikan kecil (impun) dengan jumlah yang sangat banyak sehingga membawa berkah bagi seluruh masyarakat pantai selatan Cianjur.
Ikan impun bukanlah ikan teri biasa, melainkan berbagai jenis anak ikan tawar yang awalnya berasal dari telur yang terbawa arus sungai hingga sampai ke tepi laut dan menetas di sana. Setelah menetas, ikan impun tersebut berkelompok membentuk seperti gulungan. Penangkapan ikan impun dilakukan di daerah tepi pantai dan muara sungai dengan menggunakan alat tradisional seperti getek, oncor, sirib, pancuran, dan sebagainya. Seperti halnya pada umumnya masyarakat pantai di Indonesia, peristiwa alam yang langka seringkali diikuti dengan mitos atau cerita rakyat, dan membawa perkembangan kebudayaan baru di tempat tersebut.
Seperti di daerah pesisir pantai Selatan Cianjur, setiap akan datangnya panen impun atau “nyalawéna” dijadikan peristiwa yang istimewa. Meskipun datangnya gerombolan ikan impun tidak bisa diprediksi, masyarakat setempat mengetahui adanya panen impun dengan tanda-tanda gemuruh dan ombak besar. Acara panen impun pertama dijadikan undangan untuk masyarakat Cianjur Selatan, yang kemudian memburu pantai dan muara sungai untuk menangkap ikan impun. Hal ini menjadi ajang pertemuan bagi para remaja yang mencari ikatan cinta.
Peristiwa alam ini merupakan keunikan budaya masyarakat pantai Selatan Cianjur dan harus dilestarikan sebagai rasa syukur atas anugerah dari Tuhan yang diberikan kepada masyarakat setempat. Pada tahun 1991 dibuatlah tarian “Nyalawéna” yang mulai ditampilkan secara resmi pada tahun 1993. Pada tahun 2003 Tari Nyalawena kemudian dipersembahkan kembali secara simbolik kepada masyarakat Cidaun dan Sindang Barang dalam bentuk helaran (kirab) dan festival.
Pergelaran
Tari Nyalawena telah dipergelarkan dalam berbagai event, di antaranya:
- Kirab seni tradisi se-Jawa Barat, di Taman Budaya Jawa Barat tahun 2007
- Pengisi acara Gelar Tradisi Banda Cianjur, tahun 2008
Penelitian
- Tari Nyalawena telah dijadikan sebuah karya tulis ilmiah (skripsi) oleh Tantri Febrianti, Jurusan Seni Tari, FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2010 dengan judul Perkembangan Tari Nyalawena di Kabuapten Cianjur.
- Pada tahun 2023, karya ini ditampilkan sebagai salah satu tugas akhir penyajian seni di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI), Bandung oleh Leny Fitriyanti Dawani. Video dokumentasi sajian dapat disimak di bawah ini: