Berawal dari rasa kekhawatiran akan punahnya Tradisi Kuda Kosong di Kabupaten Cianjur, Tatang Setiadi pada tahun 1996 menciptakan sebuah tarian yang menjadi cerminan Tradisi Kuda Kosong dalam sebuah kemasan baru.
Tarian ini merupakan tarian kolosal dengan melibatkan banyak personal baik penari maupun pengiring musik. Sosok utama yang ditampilkan dalam tarian ini adalah replika Kuda Kosong yang dimainkan oleh dua orang penari. Pada tahun 2011, Tari Kuda Kosong diangkat dalam tayangan program tv nasional “Belajar Indonesia”, Trans TV.
Penelitian
Tari Kuda Kosong telah dijadikan sumber penelitian untuk karya tulis ilmiah (skripsi), dengan judul Tari Kuda Kosong Karya Tatang Setiadi di Sanggar Perceka Kabupaten Cianjur yang disusun oleh Ida Widaningsing pada tahun 2009.