
Tahun 2024 menjadi momen bersejarah bagi Perceka Art Centre dengan dua insan budayanya meraih Anugerah Budaya Indonesia (AKI) 2024. Pendiri Tatang Setiadi dianugerahi kategori Maestro Seni Tradisi, sementara muridnya, Nurul Khaerul Nisa, meraih penghargaan untuk kategori Anak. Acara bertema “Persembahan Istimewa Bagi Penggerak Budaya” berlangsung meriah di The Tribrata Hotel and Convention Jakarta, Selasa (17/9), dihadiri oleh para pejabat tinggi termasuk Mendikbudristek Nadiem Makarim dan Menteri Pariwisata Sandiaga Uno.
Kiprah Tatang Setiadi, Maestro Seni Tradisi
Tatang Setiadi adalah sosok yang sangat berdedikasi dalam pelestarian seni tradisi Sunda. Sejak tahun 1980, ia telah berkontribusi besar dalam membina dan melahirkan banyak seniman berbakat di Cianjur, Jawa Barat. Dengan keahlian di berbagai bidang seni, seperti naskah drama, tarian, musikalitas lokal, dan buku dongeng, Tatang menunjukkan integritas yang tinggi terhadap pelestarian budaya.
Salah satu pencapaian pentingnya adalah inisiatifnya dalam mendirikan Sanggar Perceka, yang kemudian berkembang menjadi Perceka Art Center di Cianjur. Melalui lembaga ini, Tatang mendorong pembaruan dalam tari Sunda dan seni ritual, termasuk menerapkan terapi penyadaran terhadap lingkungan serta pengakuan terhadap sumber daya pengetahuan lokal.
Tatang juga merupakan pencetus ritual “Nyeka Banda” di Gunung Padang, yang merupakan tradisi membasuh benda pusaka dan anugerah. Ritual ini kini menjadi agenda tahunan Dinas Pariwisata Cianjur, menunjukkan dampak positif yang luas dari usaha pelestarian budaya yang ia lakukan.
Prestasi Tatang tidak hanya terbatas di dalam negeri; pada tahun 2024, ia juga berpartisipasi dalam Olimpiade Kebudayaan di Athena dan meraih penghargaan budaya dari Wali Kota Athena. Hal ini menegaskan komitmennya dalam memperkenalkan dan melestarikan budaya Sunda di kancah internasional.
Dalam pandangannya, melestarikan nilai-nilai budaya adalah hal yang penting dan perlu menjadi tanggung jawab bersama. “Mudah saja dalam melestarikan nilai-nilai budaya. Perlu ditanamkan dalam hati kalau bukan kita, siapa lagi yang mau melakukan pengembangan kebudayaan,” ungkap Tatang.
Secara keseluruhan, Tatang Setiadi adalah seniman serba bisa yang memiliki kepedulian mendalam terhadap penghidupan tradisi budaya Sunda. Melalui pembinaan dan dedikasinya, banyak generasi penerus seni budaya Sunda yang lahir dan berprestasi, menjaga warisan budaya ini tetap hidup dan relevan.


Nurul Khaerul Nisa, Inspirasi Generasi Penerus Seni Tradisi
Sejak berusia lima tahun, Nurul Khaerul Nisa telah menggeluti karawitan dan seni Sunda, dan kini ia telah meraih banyak prestasi di tingkat nasional. Dedikasi dan semangatnya untuk terus belajar serta berkontribusi bagi seni tradisional menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya. Nurul akan menjadi penerus dalam memajukan seni tradisi Sunda.
Sebagai anak yang menginspirasi, Nurul telah berlatih di Sanggar Seni Perceka di bawah bimbingan maestro Abang Tatang Setiadi. Ia telah mendapatkan berbagai penghargaan, seperti juara I dalam Pasanggiri Pupuh Wanoja pada Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat SMP se-Kabupaten Cianjur dan menjadi pemenang lomba Ngamumule Bahasa Sunda 2024 se-Jawa Barat, di samping beragam prestasi lainnya dalam seni budaya.
Ia membuktikan bahwa generasi muda dapat mencintai seni dan budaya daerah. Gadis berbakat kelahiran Cianjur ini telah menunjukkan prestasi dalam seni vokal, karawitan, musik, dongeng, dan tari. Kegiatan dan prestasinya menjadi inspirasi bagi anak-anak muda untuk merasa bangga terhadap budaya mereka di tengah tantangan globalisasi. Nurul Khaerul Nisa akan membawa tongkat estafet berikutnya dalam pemajuan seni tradisi Sunda.


Simak selengkapnya dalam Malam Puncak Anugerah Kebudayaan Indonesia 2024 melalui kanal YouTube berikut.

Sampurasun!
Wilujeng sumping di web Percéka Art Centre. Web ini berisi beragam informasi seni dan budaya Sunda. Semoga bermanfaat.