Buku Riwayat Pembentukan dan Perkembangan Cianjuran dapat dikatakan sebagai buku babon (induk) yang membahas seluk beluk perkembangan seni cianjuran. Penulisnya yaitu Enip Sukanda, RHM. Kosasih Atmandinata, dan Dadang Sulaeman. Editor Ganjar Kurnia, kompilator Ubun R. Kumarsah. penyelaras redaksi dan rumpaka (lirik lagu) Dian Hendrayana. Diterbitkan atas kerjasama oleh Disparbud Jawa Barat dengan Yayasan Pancaniti (Bandung). Edisi pertama 1978 (terbatas) dan buku ini merupakan edisi kedua yang terbit bulan Desember 2016.
Pada mulanya buku ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh tim penulis dalam waktu lebih dari tiga tahun, dan selesai pada tahun 1977. Kegiatan penelitian ini mendapat dukungan dan rekomendasi sari Menteri Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Syarif Thayeb melalui surat no. 63/MPK/1977. Selain itu dukungan juga didapatkan dari Bupati Cianjur Drs. Ahmad Endang dalam penelitian khususnya di Kabupaten Cianjur dan sekitarnya.
Ada beberapa hal penting yang ditemui dalam buku hasil penelitian tim penulis. Pertama, penulis menyebutkan istilah mamaos untuk mengartikan dua hal, yatu mamaos sebagai lagu pokok dalam cianjuran, dan mamaos sebagai seni cianjuran itu sendiri. Pemberian istilah terhadap dua materi yang berlainan ini cukup bisa dimengerti, karena hingga saat itu masyarakat sudah terbiasa menggunakan istilah mamaos sebagai materi lagu pokok di satu sisi, dan mamaos sebagai seni cianjuran itu sendiri di sisi yang lain. Demikian pula pada istilah tembang, tembang Sunda, tembang sunda cianjura, dan cianjuran dalam buku ini merujuk pada suatu pengertian yang sama, yaitu seni cianjuran.
Di dalam buku edisi baru ini juga disertakan tulisan Dian Hendrayana berupa pandangan kritis berdasarkan pendekatan seni dan sastra, sebagai bandingan dari penelitian yang telah dikerjakan oleh tiga tokoh sebelumnya. Selain itu ditambahkan pula catatan-catatan kaki yang dikerjakan oleh editor, untuk memperjelas keterkaitan gagasan yang tertuang dalam hasil penelitian dengan perkembangan yang berlaku saat ini.
Dokumen-dokumen yang terlampir dalam penelitian sebelumnya kemudian diseleksi dan ditelaah kembali berdasarkan sumber-sumber asalnya, antara lain dari museum Leiden, Arsip Nasional, Kumpulan Rumpaka Guguritan para tokoh cianjuran, cerita babad Cikundul, transkrip wawancara para seniman Cianjur, riwayat silsilah para bupati Cianjur, dan hasil seminar pelembagaan tembang Sunda 1976, Dewan Kebudayaan Jawa Barat yang dikerjakan oleh kompilator edisi ini, Ubun Kubarsah. Tujuannya yaitu untuk menjadi bahan perbandingan dengan perkembangan yang terjadi dalam dunia cianjuran di masa ke depan, terutama perkembangan setelah periode tahun 1980-an. Penyusunan buku ini juga didukung oleh Bapak Endu Sulaeman Afandi dari Cianjur yang telah menyumbangkan segala pengetahuan dan pendapatnya sebelum meninggal.
Pada bagian “Bubuka” (pembuka/prakata) penulis menyatakan bahwa membicarakan Cianjuran dari awal pembentukannya tidak akan terlepas dari tinjauan kesejarahan para bupati Cianjur. Hal tersebut dikarenakan merekalah yang merupakan para penunjang ke arah terciptanya seni cianjuran. Itulah sebabnya dalam Bab I dibahas secara khusus permulaan berdirinya kabupaten sampai tahun 1864. Pada Bab II dibicarakan tentang proses pembentukan cianjuran yang mencapai puncaknya di kawal Cianjur di bawah bupati R.A.A. Kusuma Ningrat (Dalem Pancaniti). Bab III membahas penyebaran dan pengembangan cianjuran. Bab IV membahas berbagai rumpaka (lirik lagu) cianjuran masa lalu. Perihal segala sesuatu yang dianggap berharga dalam dunia cianjuran dan masalah ilmu lainnya, secara khusus dilampirkan dalam buku ini.
Adapun isi bab selengkapnya diuraikan sebagai berikut:
BAB I Tempat Lahir Cianjuran
Pajajaran Burak, Cianjur Berdiri; Keterkaitan dengan VOC dan Mataram; Para bupati Cianjur Turunan Cikundul; Para Bupati Cianjur Turunan Mangkupraja.
BAB II Pembentukan Seni Cianjuran
Proses Kesejarahan Terbentuknya Seni Cianjur; Cikal Bakal Seni Cianjuran; Pelopor penciptaan seni Cianjuran; Pembentukan seni Cianjuran; Terbentuknya seni Cianjuran; Ciri khas lagu-lagu Cianjuran; Awal Penciptaan Cianjuran; peran kecapi dan suling, papantunan, papantunan (papantunan khusus), jejemplangan, dedegungan, rarancagan.
BAB III Pengembangan dan Penyebaran Seni Cianjuran
Penerus garapan Dalem Pancaniti; Pelopor pengembangan dan penyebaran seni Cianjuran; Riwayat hidup Rd. Ece Majid Natawireja; Karya dan jasa Rd. Ece Majid; Upacara Buka Pintu; Lagu-lagu kakawen dan lagu-lagu laras Salendro; Lagu panambih; Pengembangan dan penyebaran seni Cianjuran stelah Ece Majid; Tokoh-tokoh seni Mamaos lainnya.
BAB IV Rumpaka Cianjuran Masa Lalu
Surat Dalem Pananiti Ketika Akan Berkunjung kepada Padminya; Sambutan R.A.A. Martanegara (Bupati Bandung) sebagai wakil dari para Bupati Priangan atas Keberhasilan Dalem Prawira Direja II; Pidato dalam bentuk tembang dari R.A.A. Martanegara (Bupati Bandung) yang diucapkan di Pendopo Kabupaten Cianjur atas nama para Bupati Priangan terhadap suksesnya R.A.A. Prawira Direja dalam pemerintahannya; Dangding Rd. Ece Majid tatkala mengikuti lomba membuat Dangding (Sayembara Ngadangding) di Cianjur pada bulan Maret 1919; Asal Dayeuh Cianjur karangan Rd. Ece Majid (Volks Almanak Sunda tahun 1920 (halaman 242-246); Guguritan Laut Kidul; Rumpaka lagu-lagu lama dan tetap; Lagu-lagu panambih; Riwayat lahirnya beberapa lagu cianjuran.
Lampiran
Silsilah piala emas Sinilih Pancaniti “Sang Kembar Dua”; Menuju Seni Cianjuran.
Peminat seni dan tradisi Sunda, peneliti nakah Sunda kuno. Koordinator bidang dokumentasi dan publikasi Perceka Art Centre.