Ayam pelung merupakan satwa endemik khas dari kabupaten Cianjur, dan telah menjadi ikon kota Cianjur sejak lama. Hal ini yang dilirik oleh salah satu hotel di Cipanas untuk meningkatkan daya tarik kunjungan wisata ke daerah Cianjur, khususnya daerah Cipanas.
Rekor baru tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI) atas pencapaian karya yang belum pernah ada dan memiliki ukuran luar biasa, yaitu replika ayam pelung raksasa setinggi 7 meter, diameter 4,5 meter, panjang ekor 3 meter, dengan berlapiskan 80 kg batik. Rekor tersebut diresmikan oleh Ahmad Syarif dari perwakilan MURI, dengan didampingi Wiwin dari manajemen hotel, dan wakil bupati Cianjur Suranto.
Perceka Art Centre ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan peresmian rekor baru tersebut, karena memiliki kaitan erat dengan karya-karya seni tentang ayam bersuara melengkung ini. Tatang Setiadi sebagai kreator tari Pelung Manggung dan penulis buku Asal-usul Hayam Pelung diundang sebagai pemateri seminar tentang nilai-nilai sejarah asal muasal ayam pelung. Tim karawitan dan tari Pelung Mangung dikerahkan untuk prosesi tradisional peresmian ayam pelung raksasa tersebut.
Setelah peresmian dan peluncuran rekor, tim kacapi kontemporer Seuweu Perceka dipercaya untuk mengiringi peragaan busana batik yang diperagakan oleh Komunitas Remaja Batik Indonesia. Dalam peragaan batik tersebut, juga diselingi oleh tarian jaipongan oleh para penari cilik. Selain berbagai penampilan seni, digelar pula pameran lukisan kaligrafi aksara Sunda, bazaar berbagai kerajinan dan plasma nutfah khas Cianjur lainnya.*iNs
Sampurasun!
Wilujeng sumping di web Percéka Art Centre. Web ini berisi beragam informasi seni dan budaya Sunda. Semoga bermanfaat.