Cerita rakyat merupakan sebuah kearifan lokal yang tercipta pada suatu lingkungan masyarakat yang khas. Berbagai jenis cerita rakyat tersebar luas di masyarakat kepulauan Indonesia yang biasanya dihubungkan dengan kejadian suatu tempat (sasakala/legenda), tokoh yang disakralkan (mitos), fabel, farabel dan lain-lain. Di dalam cerita rakyat terdapat berbagai pesan moral yang hendak disampaikan oleh penggubahnya pada masa lalu, oleh karena itu suatu cerita rakyat telah menjadi tradisi untuk diceritakan dari satu generasi ke generasi selanjutnya dengan harapan amanat dari para leluhur mereka dapat tersampaikan.
Melalui cerita rakyat, suatu generasi dapat memperoleh gambaran mengenai alam pemikiran, bahasa, sejarah, tokoh, bahkan watak suatu tokoh dalam cerita tersebut yang berhubungan dengan kebudayaan lokal di daerahnya. Namun demikian yang terpenting dari suatu cerita rakyat adalah pesan moral yang terkandung di dalamnya. Sebagai contoh, sebuah cerita dari daerah Padang tentang seorang anak bernama Malinkundang yang durhaka terhadap ibunya karena terlena oleh harta berlimpah, akibatnya ia dikutuk oleh ibunya menjadi batu. Dari cerita ini dapat ditangkap sebuah inti pesan tentang berbakti kepada orang tua. Demikian pula cerita-cerita rakyat lainnya yang terdapat di Indonesia mengandung sebuah nilai moral tentang kebaikan.
Cerita rakyat lebih akrab dikenal dengan istilah dongeng. Seperti di daerah lain di Indonesia, daerah Pasundan juga memiliki berbagai jenis dongeng baik yang berhubungan dengan penciptaan suatu tempat (legenda), mitos, fabel, farabel dan lain-lainnya. Hal ini karena masyarakat Sunda memiliki kompleksitas dalam kebudayaannya sehingga mampu menghasilkan kreatifitas yang menjadi ciri khas.
Dongeng-dongeng di tatar Sunda yang cukup dikenal dengan luas diantaranya dongeng Si Kabayan dan Sangkuriang. Selain dua cerita tersebut, masih banyak cerita yang tersebar di masyarakat Sunda seperti dongeng Sakadang Kuya jeung Sakadang Monyet, Sasakala Situ Bagendit (Garut), dan Nyi Rambut Kasih (Kuningan). Seluruh dongeng tersebut merupakan kearifan masyarakat setempat yang identik dengan kehidupan masyarakat pada daerah itu, sehingga berbagai usur kebudayaan dan filsafat yang terkandung di dalamnya sesuai dengan keadaan sosial-budaya masyarakatnya.
Di sisi lain di tatar Sunda terdapat sebuah cerita rakyat dalam bentuk pertunjukan dengan diiringi alat musik kacapi dan dilantunkan oleh seorang juru cerita yang disebut Carita Pantun. Namun istilah pantun dalam carita pantun tidak sama dengan istilah pantun dalam kebudayaan melayu. Carita pantun Sunda sebagian besar menceritakan tentang sejarah atau silsilah raja-raja Sunda pada masa lampau. Cerita rakyat Sunda lainnya yang berbentuk seni pertunjukkan adalah seni Beluk. Beluk yaitu seni suara yang dibuat melengking sambil membacakan sebuah lakon cerita dalam wawacan.
Cerita Rakyat Cianjur Diambang Kepunahan
Cianjur sebagai bagian dari Pasundan memiliki banyak cerita rakyat dalam berbagai bentuk antaralain dongeng, seni pertunjukan beluk, carita pantun, dll. Cerita-cerita rakyat di Cianjur tersebar di berbagai pelosok daerah Cianjur dan menjadi sebuah tradisi yang diceritakan secara turun-temurun dari nenek moyang mereka hingga masa kini. Cerita yang cukup populer dan dikenal luas oleh masyarakat Cianjur adalah cerita tentang berdirinya Kabupaten Cianjur beberapa abad silam. Dari cerita tersebut seiring dengan perkembangan sejarah kota Cianjur, kemudian muncul cerita-cerita seputar Cianjur lainnya yang tidak terpaut jauh dengan pembentukan kota Cianjur.
Cerita yang berhubungan dengan pembentukan dan perkembangan kota Cianjur antara lain dongeng Pangguyangan (pemandian) Badak Putih, Mitos Eyang Suryakancana dan Mitos Kuda Kosong. Namun demikian, selain cerita yang berhubungan dengan perkembangan kota Cianjur, di daerah pelosok Cianjur juga telah berkembang dongeng tentang pembentukan daerah tersebut, misalnya, sasakala Gunung Padang, Sasakala Hayam Pelung, Sasakala Talaga Warna, Sasakala Citarum dan masih banyak lagi. Dongeng yang terdapat di berbagai pelosok kota Cianjur adalah kekayaan dari kearifan masyarakat setempat sehingga menyimpan nilai-nilai sejarah, sosial, dan moral yang penting untuk ditransformasikan kepada generasi masa kini.
Nasib dongeng yang berasal dari pelosok daerah Cianjur kini dapat dikatakan diambang kepunahan dan menunggu untuk lenyap ditelan dongeng-dongeng multimedia dari dunia luar. Hal ini disebabkan oleh semakin berkurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya. Bila hal ini dibiarkan, maka berdampak selain dongeng-dongeng seperti yang disebutkan akan punah, masyarakat (terutama generasi muda) akan “pareumeun obor” yaitu suatu keadaan dimana suatu generasi kehilangan memori dan pengalaman tentang sejarah, nilai tradisi, sosial, pengetahuan dan lebih jauhnya lagi kehilangan jati diri kebudayaannya. Kekhawatiran inilah yang membuat Perceka Art Centre tergugah untuk berbuat nyata dalam pelestarian, pembinaan dan pengembangan cerita rakyat Cianjur.
Perintis Pembinaan Cerita Rakyat di Cianjur
Perceka Art Centre adalah perintis dalam bidang pelestarian dan pembinaan cerita rakyat Cianjur. Pembinaan cerita rakyat telah dilakukan Perceka Art Centre sebelum program keasaraan berbasis cerita rakyat dari Kemendiknas hadir. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas pembinaan dongeng-dongeng Sunda kepada pelajar yang akan berlomba di tingkat kabupaten maupun provinisi. Beberapa hasil binaan Perceka bahkan mendapatkan anugerah juara 1 lomba mendongeng tingkat provinsi.
Dengan bantuan yang diperoleh dari program Keaksaraan Berbasis Cerita Rakyat Kementrian Pendidikan Nasional tahun 2011, langkah realisasi pelestarian cerita rakyat menjadi semakin nyata. Aktivitas pelestarian cerita rakyat yang sbelumnya telah berjalan menjadi lebih variatif dan intensif. Program yang dilaksanakan oleh Perceka Art Centre yaitu menginventarisasi dan menerbitkan berbagai dongeng dari Cianjur kemudian dongeng-dongeng tersebut diberikan kepada warga belajar binaan sehingga dapat hafal dan mampu menceritakannya kembali kelak.
Sasaran utama dari kegiatan ini adalah warga Cianjur berusia produktif yang tidak memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan atau warga yang tidak memiliki latar belakang pendidikan formal. Dengan demikian diharapkan warga belajar dalam kegiatan pembianaan keaksaraan berbasis cerita rakyat Cianjur ini mampu memberikan keahlian dasar dalam membaca, berbicara dan menulis yang baik. Sebagai keahlian tambahan dari kegiatan ini, warga belajar diberikan keahlian mendongeng yang diharapkan dapat menambah kepercayaan diri warga belajar sehingga mampu bergaul dengan baik dalam lingkungan sosial di sekitarnya.
Lebih dari 20 warga belajar mengikuti kegiatan ini dengan antusias, terutama mereka yang baru mengetahui dongeng-dongeng Cianjur yang luput dari perhatian publik sehingga menambahkan pengetahuan mereka tentang cerit rakyat Cianjur yang begitu kaya. Kegiatan yang diselenggarakan selama tiga bulan dari bulan Oktober hingga Desember 2011 dan dilakukan secara berkala setiap minggu. Pada beberapa minggu setelah warga belajar telah dianggap menguasai sebuah dongeng, dilakukan ujian sumatif untuk mengukur tingkat penyerapan materi sesuai dengan acuan penyelenggaraan yang telah disusun.
Untuk pendokumentasian dongeng yang telah dibinakan kepada warga belajar, dongeng yang telah terkumpul kemudian dibukukan dan diterbitkan. Buku dongeng-dongeng Cianjur tersebut telah diterbitkan melalui sebuah penerbit terkemuka di Jawa Barat dalam menerbitkan buku-buku berbaha daerah yang berkualitas baik. Setelah diterbitkan, buku ini kemudian didistribusikan ke beberapa daerah di Cianjur sebagai bagian dari sosialisasi cerita rakyat Cianjur. Dari penertbitan ini diharapkan dongeng-dongeng tentang Cianjur dapat dikenal oleh masyarakat luas.
Program keaksaraan berbasis cerita rakyat dari Kemendiknas yang diselenggarakan oleh Perceka Art Centre telah selesai pada bulan Desember 2011. Namun demikian, kegiatan pembinaan cerita rakyat Cianjur tetap dilaksanakan oleh Perceka Art Centre karena untuk meraih suatu tujuan utama berupa pelestaraian dan pengembangan tentu tidak dapat dilakukan secara insidental tetapi harus berkelanjutan. Selain itu, warga belajar yang telah mengikuti kegiatan pembinaan cerita rakyat Cianjur ini sangat berharap untuk terus berproses dan berprestasi.Inilah yang menjadi semangat Perceka Art Centre untuk terus menyelenggarakan kegiatan pembinaan cerita rakyat Cianjur.
Semoga apa yang telah dilakukan oleh Perceka Art Centre dalam bidang cerita rakyat dapat menjadi titik awal berkembangnya cerita rakyat sebagai media untuk menanamkan kembali nilai-nilai budi pekerti dalam khasanak kebudayaan Sunda, untuk membangun jati diri kebudayaan Nasional Indonesia. [iNs]
Sampurasun!
Wilujeng sumping di web Percéka Art Centre. Web ini berisi beragam informasi seni dan budaya Sunda. Semoga bermanfaat.