Turis mancanegara semakin sering berkunjung ke Sanggar Seni Perceka Cianjur. Dari bulan Januari sampai Mei 2011 telah lebih dari 20 orang turis asing yang berkunjung. Artinya rata-rata satu kunjungan turis asing per minggunya.
Kunjungan ke Sanggar Perceka Cianjur oleh turis-turis asing ini semakin diminati karena mereka dapat melihat, belajar dan ikut berbaur melakukan berbagai aktifitas kesenian khas tradisi Sunda. Selain melihat proses latihan seni-seni tradisi Sunda, turis yang datang tersebut juga diberi kesempatan untuk memainkan alat musik tradisional khas Sunda seperti kacapi, gamelan degung, suling, belajar menari, bahkan berlatih pencak silat.
Turis yang datang ke Sanggar Seni Perceka hingga 2011 ini berasal dari Belanda, Inggris, Italia, Swiss, Perancis, Jerman, Swedia, Denmark, Slovakia, Australia, Selandia Baru, Amerika dan Jepang. Mereka datang secara berkelompok 2-4 orang, namun ada juga yang berkunjung secara perorangan.
Pengalaman Baru di Tatar Cianjur
Rasa penasaran yang besar terhadap Indonesia membawa mereka untuk
datang dan belajar tradisi dan budaya Sunda di Cianjur. Turis asing yang berkunjung ke Cianjur kebanyakan baru pertama kali datang ke Indonesia, sehingga Sanggar Seni Perceka memiliki kesempatan untuk memperkenalkan keramahtamahan bangsa Indonesia khususnya Urang Sunda dengan menggunakan sebuah bahasa universal, seni!
Dengan melakukan pendekatan kepada turis-turis asing melalui media kesenian, diharapkan dapat menumbuhkan rasa kepercayaan dan rasa betah sehingga Cianjur semakin disarankan untuk dikunjungi oleh lebih banyak turis.
Melalui sebuah program homestay yang dikelola secara mandiri oleh sekelompok warga Cianjur yang memiliki kepedulian terhadap potensi wisata bagi turis asing (www.cianjuradventure.com), mereka sangat antusias melihat dan merasakan pengalaman langsung berada dalam lingkungan masyarakat Sunda di Cianjur. Mulai dari melihat persawahan, ikut menanam padi, mengunjungi pasar tradisional, menjadi voluntir sebagai native speaker di sekolahan, sampai belajar dan mengenal kesenian tradisional Sunda di Sanggar Seni Perceka.
Belajar Bahasa Inggris
Dengan semakin seringnya turis-turis mancanegara berkunjung ke Sanggar Seni Perceka, memberi kesempatan bagi para pembelajar di Sanggar Seni Perceka untuk menumbuhkan keberanian bercakap-cakap dalam bahasa Inggris. Contohnya saja para peserta pelatihan kacapi yang berusia belia (Sekolah Dasar) berupaya memberanikan diri untuk sekedar bertanya: “Siapa nama anda?” atau “Apa makanan kesukaan anda?” dalam bahasa Inggris kepada turis-turis asing meskipun belum begitu fasih. Hal ini juga dapat mempererat hubungan emosi antara pengunjung asing dengan para pembelajar yang masih berusia belia sehingga suasana menjadi lebih akrab.
Bagi pembelajar di Sanggar Seni Perceka remaja ataupun dewasa juga berusaha untuk bercakap dalam bahasa inggris, namun tentunya percakapan yang berhubungan dengan seni Sunda seperti mendeskripsikan jenis-jenis alat musik Sunda, tarian Sunda, bahkan lebih jauh lagi tentang kebudayaan Sunda dan nusantara secara umum. Hal ini menjadi sebuah media pembelajaran yang cukup efektif bagi pembelajar dalam berbahasa Inggris sehingga mereka tidak merasa canggung untuk memperkenalkan budaya Sunda kepada turis asing dalam bahasa Inggris.
Meski demikian, tetap saja, bahasa keseharian yang digunakan di Sanggar Seni Perceka adalah bahasa ibunya yaitu Bahasa Sunda. Hal ini dimaksudkan agar para pembelajar tetap menapak pada jatidiri masyarakat Sunda sebagai bagian dari khasanak kekayaan kebudayan masyarakat Nusantara.
Potensial Sebagai Pusat Kunjungan Wisata Kesenian di Cianjur
Sanggar Seni Perceka yang telah dikunjungi oleh turis dari 13 negara merupakan aset wisata potensial di pusat kota Cianjur yang dapat menyajikan tampilan kesenian tradisional Sunda dengan suasana akrab. Melalui kemitraan yang terjalin dengan program homestay Cianjur Adventure sejak tahun 2010, kini turis mancanegara yang memiliki minat untuk datang ke Cianjur dan melihat kesenian Sunda khas Cianjur dapat terpenuhi.
Namun sepertinya upaya yang telah dilakukan Perceka untuk mendongkrak nama Cianjur dalam bidang pariwisata di kancah internasional ini belum mendapatkan perhatian yang cukup dari pemerintah. Padahal selain unggulan wisata alam yang disuguhkan, wisata sosial dan kesenian juga sangat menarik untuk dijadikan andalan, bahkan dapat memberikan pengalaman lebih dengan berinteraksi secara langsung.
Dari interkasi inilah pesan perdamaian dan promosi dapat ditransfer ke dalam memori mereka untuk kemudian disebarkan kepada rekan-rekan, sanak keluarga dan saudaranya di luar negri untuk datang dan berkunjung di Cianjur.
Kiranya segala upaya yang dilakukan Perceka semata-mata untuk membangun jatidiri generasi bangsa dan memajukan daerahnya, baik itu lokal-Cianjur, regional-Jawa Barat, Nasional, sampai ke level Internasional.
Cianjur kamashur ka mana-mana,
semoga.
[iNs]