Malam minggu kemarin (29/1) Sanggar Perceka di Jl. Suroso No.58 Cianjur cukup ramai didatangi peserta diskusi budaya Sunda yang diadakan rutin setiap akhir bulan. Tema yang diangkat kali ini adalah “Cianjur Bihari-Cianjur Kiwari”, perkembangan kebudayaan di Cianjur dari masa ke masa. Dalam kesempatan diskusi kali ini Tatang Setiadi, Ketua Yayasan Perceka, menjadi narasumber dengan peserta dari berbagai komunitas Sunda di Cianjur.
Suasana santai menyambut peserta saat hadir di tempat diskusi. Diawali dengan ramah tamah perkenalan antara semua peserta yang hadir, dilanjutkan dengan pembahasan budaya Sunda secara umum kemudian dibahas perkembangan budaya Cianjur dari masa terdahulu hingga masa sekarang. Sesi terakhir yaitu diskusi dan tanya jawab sehingga suasana menjadi hidup dan lebih interaktif.
Pembahasan yang cukup menjadi sorotan yaitu tentang asal-usul leluhur cianjur. Oleh Tatang Setiadi dipaparkan darimana sebenarnya dalem pertama (Dalem Cikundul) Cianjur berasal, namun tidak melupakan juga keberadaan dalem-dalem di kadaleman sebelum munculnya bupati pertama Cianjur tersebut. Meskipun Rd. Jayasasana berjasa sangat besar terhadap berdirinya kabupaten Cianjur saat ini, namun satu hal yang mutlak adalah bahwa Rd. Jayasasana (Dalem Cikundul) berasal dari daerah luar Cianjur, yaitu Sumedang. Sehingga timbul sebuah pertanyaan, apakah kriteria ‘urang Cianjur’ Asli? Hal ini, menjadikan suasana diskusi semakin menghangat.
Diskusi ini merupakan acara bulanan yang diadakan oleh Sanggar Seni Perceka sebagai media silaturahmi dan tukar fikiran tentang pengalaman berkesenian dalam ruang lingkup kebudayaan Sunda. Kegiatan ini terbuka untuk umum dan dilaksanakan setiap malam minggu terakhir tiap bulan.[iNs]
Sampurasun!
Wilujeng sumping di web Percéka Art Centre. Web ini berisi beragam informasi seni dan budaya Sunda. Semoga bermanfaat.