April 20, 2024

Cintai Tradisi Sunda, Kikis Budaya Korupsi

Jumat, 8 Januari 2010 | 11:29 WIB

Seniman dan budayawan Cianjur, Tatang Setiadi (53), memiliki cara unik dalam mendidik anak-anak kandung dan anak-anak asuhnya agar terhindar dari kontaminasi budaya korupsi, budaya modern asal belahan bumi bagian barat, dan pengaruh buruk budaya-budaya itu.

“Saya mendidik anak-anak untuk mencintai tradisi Sunda. Dengan mencintai tradisi Sunda, anak-anak itu telah terhindarkan dari pengaruh-pengaruh buruk budaya modern. Mereka juga selalu jujur dalam soal uang. Ketidakjujuran itu merupakan salah satu penyebab kenapa negara kita tersandera korupsi,” kata Tatang.

Tatang mendidik anak-anak kandung dan anak asuhnya di Yayasan Perceka Art Center, Jalan Suroso Nomor 58, Cianjur. Nuansa yang dibangun dalam yayasan itu hampir seluruhnya berkaitan dengan tradisi Sunda.

Tiga anak Tatang sudah menunjukkan buktinya. Mereka umumnya menguasai berbagai seni tradisi Sunda, mulai tari hingga alat musik kecapi, karena sejak balita hidup dalam lingkungan keluarga yang melestarikan tradisi Sunda. Bahkan, si bungsu, Tari Pinasih (16), sudah melawat ke sejumlah negara mewakili Indonesia dalam lomba atau lawatan budaya.

Hasil didikan Tatang terhadap anak-anak kandungnya itu ternyata tak hanya berhasil menjadikan mereka menguasai dan mencintai tradisi Sunda. Mereka mengenal tradisi Sunda lebih dalam sehingga hidup dan bertingkah laku sesuai dengan ajaran-ajaran tradisi Sunda. Tradisi Sunda mengajarkan toleransi, sopan santun, dan kelemahlembutan.

“Anak-anak menjadi sopan, baik hati, dan menjadi pribadi yang dinamis saat berinteraksi dengan orang lain tanpa terpengaruh budaya-budaya asing yang berlawanan dengan tradisi Sunda,” kata Tatang.

Tari Pinasih mengatakan, kini memang tidak terlalu tertarik dengan kebiasaan anak-anak sebayanya yang mengaku modern, semisal nongkrong, pesta, atau hura-hura. “Dari tradisi Sunda, saya banyak belajar. Ternyata nenek moyang orang-orang Sunda memiliki filosofi yang sangat baik,” kata Tari.

Seni tradisi

Selain mendidik anak kandungnya, Tatang juga memberi ruang bagi anak-anak lain yang hendak belajar seni tradisi Sunda. “Tidak ada satu pun dari 60 anak didik yang saya pungut biaya. Saya hanya berusaha agar anak-anak itu mencintai tradisi Sunda sehingga bisa membawa mereka ke jalur tingkah laku yang benar sesuai tradisi Sunda itu sendiri,” kata Tatang.

Anak-anak didik Tatang di Yayasan Perceka Art Center berasal dari beragam kalangan, mulai kalangan ekonomi kurang mampu hingga ekonomi mapan. Namun, Tatang tidak membeda-bedakan mereka dalam mendidik.

Pernah dalam satu kesempatan makan bersama atau ngaliwet, ada anak seorang bupati yang mendapat tugas mencuci perlengkapan makan. Namun, anak tersebut mengeluh tangannya sakit karena tidak pernah mencuci peralatan makan. Tatang memaksa anak tersebut tetap menyelesaikan tugasnya. Suatu ketika, justru bupati yang datang ke yayasan meminta maaf atas kelakuan anaknya.

“Saya sangat yakin, pejabat negara akan bisa menyejahterakan rakyatnya dan tidak tergoda korupsi kalau mereka merasa sebagai rakyat. Saya mendidik anak-anak itu untuk bisa merasa bahwa kita semua adalah rakyat,” kata Tatang. (A Handoko)

sumber: www.cetak.kompas.com

3 thoughts on “Cintai Tradisi Sunda, Kikis Budaya Korupsi

  1. Salam hormat,

    Saya tertarik dengan apa yang dilakukan oleh Yayasan Perceka. Apa saya bisa mendapatkan nomor teleponnya? Saya sedang melakukan riset untuk pembuatan film dokumenter dengan tema: menggali nilai2 kearifan lokal.

    Salam…
    Ari Trismana
    Produser Program Dokumenter
    DAAI TV Jakarta
    ITC Mangga Dua Lt.6
    Jl. Mangga Dua Raya
    Telp.021.6123733
    Fax.021.6123734

    1. Terimakasih,tlp[0263]273569. Hp.+6281932279493. mungkin kalau mau ketemu saya yg dekat-dekat ini,bisa ketemu di Jkt.kamis tgl.17 juni jam 9.00 dlm acara pers konprens ttg Gunung Padang. Tgl.23 juni jam.17.00 di Ballroom XXI Jl.Thamrim.dlm acara gelar Budaya dgn Tema,”Ngeunteung ka Lembur 2 ” bisa kontak dulu.trmkasih. Tatang.Setiadi.Cjr

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *